METEDOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan
digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan
analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode. Metodologi,
secara etimologi bisa diartikan sebagai ilmu tentang metode. Peneliti yang
menguasai metodologi penelitian bisa dianggap menguasai bagian paling
fundamental dari proses penelitian. Teknik penerapan metodologi penelitian bisa
disebut sebagai metode. Dengan kata lain, istilah metode sama dengan teknik.
Sebagai contoh, ”metode analisis data” bisa juga kita sebut ”teknik analisis
data”
PENDEKATAN PENELITIAN
Kuantitatif
Kualitatif
Campuran
JENIS & CONTOH
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
survey
Penelitian
eksperimental
Penelitian
cross-sectional
Penelitian
longitudinal
Penelitian
grounded
Penelitian
fenomenologi
Penelitian
etnografi
Penelitian
naratif
Studi
kasus
Penelitian
komparatif
Mulai dengan pendekatan penelitian,
dilanjutkan dengan jenis metodologi penelitian. Tiga pendekatan penelitian
berikut lumrah dipelajari dalam metode penelitian sosial.
Pendekatan penelitian
Kuantitatif
Pendekatan penelitian kuantitatif menggunakan
desain riset yang juga kuantitatif. Pendekatan ini menitikberatkan pada
aspek numerik sebagai datanya, baik dalam proses pengumpulan maupun hasil
analisisnya. Pendekatan penelitian kuantitatif diterapkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang bisa dikuantifikasi atau diukur dengan angka. Sebagai
contoh, penelitian tentang “Tingkat ketimpangan sosial di Indonesia”.
Ketimpangan sosial merupakan variabel yang bisa diukur dengan angka. Pendekatan
kuantitatif umumnya menerapkan proses deduksi dalam hubungan antara
data dan teori. Deduksi artinya, penarikan kesumpulan dimulai dari adanya teori
yang berada di kepala peneliti untuk kemudian diuji dengan data di lapangan.
Sebagai contoh, penelitian tentang kesenjangan
sosial. Peneliti memiliki teori yang diperoleh dari penelitian sebelumnya bahwa
”kesenjangan sosial diakibatkan oleh tingginya tingkat urbanisasi”. Teori
tersebut diuji di lapangan melalui metode yang diterapkan, misalnya menghitung
hubungan antara tingkat urbanisasi dengan gap pendapatan daerah antara desa dan
kota. Proses ini mirip seperti proses penelitian dalam ilmu alam. Model
penelitiannya bisa disebut sebagai positivisme, dimana realitas sosial
sebagai objek yang terpisah dari pengalaman peneliti. Beberapa pertanyaan yang
sekiranya bisa dijawab secara kuantitatif selayaknya menggunakan pendekatan
kuantitatif.
Kualitatif
Pendekatan kualitatif menekankan pada aspek
kualitas. Artinya, mengelaborasi makna sosial dan kultural yang
tidak mudah diukur dengan angka untuk menjelaskan fenomena yang ditelitinya.
Data penelitian kualitatif biasanya bersifat deskriptif atau naratif. Jelas
pendekatan ini diterapkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat
kualitatif. Sebagai contoh, penelitian tentang “Seni mural sebagai kritik
sosial”. Bagaimana para seniman jalanan mengekspresikan kritik sosialnya
melalui seni mural tidak bisa diukur dengan angka. Oleh karena itu, riset
seperti ini lebih relevan menggunakan pendekatan kuantitatif. Bila ditarik ke
titik ekstrim, pendekatan kualitatif bisa disebut sebagai kebalikan dari
pendekatan kuantitatif. Sebenarnya, para peneliti berdebat soal hal ini. Saya
menggunakan penjelasan yang ekstrim untuk mempermudah pemahaman saja. Misal,
bila riset kuantitatif cenderung menerapkan proses deduktif dalam menjelaskan
hubungan antara teori dan data, maka riset kualitatif cenderung menerapkan
proses induksi. Proses induksi artinya, penarikan kesimpulan berasal dari
data lapangan. Dengan kata lain, teori muncul sebagai produk temuan lapangan.
Prosesnya dimulai dengan turun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Data yang
telah terkumpul diolah sehingga menjadi suatu teori. Secara ekstim pula,
pendekatan kualitatif menolak model penelitian ilmu alam yang positivistik.
Dalam ilmu sosial, menurut pendekatan ini, peneliti sebagai individu memiliki
peran sebagai interpreter dunia sosial. Artinya, realitas sosial merupakan
bagian dari pengalaman peneliti.
Campuran
Pendekatan campuran merupakan gabungan antara
pendekatan penelitian kuantitatif dan kuantitatif. Beberapa kalangan ilmuwan
sosial cukup skeptis pada pendekatan yang ketiga ini. Skeptisisme mereka
biasanya dibangun di atas asumsi bahwa tidak mungkin kedua pendekatan
diterapkan bersamaan secara seimbang. Pada kenyataannya memang penerapan mix
method selalu menitikberatkan pendekatan yang satu dan menempatkan pendekatan
yang lain sebagai pelengkap saja. Inilah yang menjadi dasar munculnya pandangan
skeptis pada pendekatan campuran. Pembedaan antara pendekatan kuantitatif dan
kualitatif juga tak disetujui oleh beberapa ilmuwan sosial. Sebagaimana telah
disinggung di awal, postingan ini hanya untuk membangun pemahaman awal saja
tentang metodologi penelitian, bukan membahas lebih jauh tentang debat
metodologis. Pendekatan campuran diterapkan untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang apabila tidak dijawab dengan menggunakan kombinasi antara
kuantitatif dan kualitatif, hasil penelitian akan dianggap kurang valid atau
kurang berkualitas. Pertimbangan ini tentu harus didasarkan pada ketersediaan
data dan kemampuan peneliti untuk mengombinasikan pendekatan keduanya. Tentu
saja tidak mudah mengombinasikan jenis data yang berbeda bahkan kadang saling
bertolak belakang. Contoh penelitian yang bisa menerapkan
pendekatan gabungan, misalnya penelitian tentang ”Daya tahan masyarakat Merapi
dalam menghadapi resiko bencana gunung Meletus”. Jika peneliti yakin bahwa
kombinasi data kualitatif dan kuantitatif adalah cara terbaik untuk menjawab
rumusan masalahnya, maka mix method relevan digunakan.
Komentar
Posting Komentar